KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA

Narkoba bukan lagi istilah asing karena istilah yang merupakan kependekan dari narkotika dan obat – obat terlarang ini sangat sering kita dengar. Tidak hanya itu, kita juga sudah tahu bahwa narkoba membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial si pemakai dan orang di sekitarnya. Narkotika dapat dipakai dengan berbagai cara. Beberapa dapat dimasukkan lewat mulut dan disuntik. Jenis lainnya dipakai dalam bentuk dihisap seperti rokok dan dihisap melalui hidung secara langsung. Efek narkoba itu sangat banyak sekali. Beberapa diantaranya adalah, orang yang menggunakan narkoba dapat kecanduan atau ketagihan. Orang tersebut akan berusaha bagaimana caranya agar dapat memperoleh narkoba kembali, meskipun melalui cara-cara kriminal. Mata orang tersebut akan merah, bibir mereka menjadi kecoklatan, bahkan daya tahan tubuh mereka akan turun. Ketika daya tahan tubuh mereka turun, mereka mudah sekali terserang poenyakit. Tubuh mereka akan menjadi kurus kering, dan kurang semangat. Tanda-tanda dini anak yang telah menggunakan narkotika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain : • 1. anak menjadi pemurung dan penyendiri • 2. wajah anak pucat dan kuyu • 3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak • 4. matanya berair dan tangannya gemetar • 5. nafasnya tersengal dan susah tidur • 6. badannya lesu dan selalu gelisah • 7. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua • 8. suka membolos sekolah dengan alasan tidak jelas Karena dikonsumsi tidak pada tempatnya , tentunya narkoba SANGAT BERBAHAYA baik bagi kesehatan secara fisik maupun non fisik. Pada awalnya para pemakai narkoba mengaku hanya coba coba, ditawari kemudian coba-coba, dia tidak sadar bahaya yang mengintai . Setelah coba, ternyata kok enak??? (enak sesaat ) setelah itu ingin mengkonsumsi lagi dan lagi begitu seterusnya (ketagihan). Adanya anggapan bahwa ga pake narkoba ga gaul adalah anggapan yang sangat tidak benar dan membuat kehidupan bangsa ini semakin terpuruk. Ironisnya narkoba sangat lekat dengan remaja (meskipun tidak sedikit dari pemakai merupakan orang – orang yang sudah berumur bahkan anak – anak) yang notabene generasi penerus bangsa. Bagaimana masa depan bangsa ini jika remajanya saja sudah teler-teler karena kecanduan narkoba. Untuk itu sudah saatnya remaja Indonesia bangkit dari kertepurukan karena penghambaan mereka kepada narkoba. Sudah sejak lama, kita mendengar dan melihat bagaimana pemerintah dan beberapa masyarakat yang peduli berusaha untuk mengatasi dan menanggulangi masalah narkoba ini. Sampai – sampai dibentuk badan khusus yaitu BNN ( Badan Narkotika Nasional) untuk menangani masalah yang berkaitan dengan narkotika dan obat – obat terlarang. Selain itu, kita juga sering mendengar kata : “Katakan TIDAK pada Narkoba” yang sering didengungkan oleh duta anti-narkoba. Sebetulnya saya kurang setuju dengan istilah tersebut, karena ada beberapa duta anti-narkoba yang sering mendengungkan kata tersebut, tapi justru menjadi pemakai. Karena memang hanya “Katakan TIDAK” tanpa dibarengi dengan tindakan. mudah saja bagi seseorang untuk berkata TIDAK, namun tanpa dibarengi niatan kuat untuk menjauhinya jadinya kita tidak akan mungkin terlepas dari yang namanya narkoba dan bahkan bisa merugikan kita serta ujung-ujungnya membuat masa depan kita hancur. Untuk itu, mulai saat ini kita harus bisa mengubahnya dengan tidak hanya berkata namun juga dibarengi dengan tindakan karena “Pakai Narkoba bukan Pilihan Hidup”. Beranilah berkata TIDAK, karena ini menyangkut masa depan kita. Akibat yang ditimbulkan dari pemakaian Narkoba bukanlah jangka pendek , tapi jangka panjang. Bahkan bisa berakibat kematian. Narkoba bisa ditanggulangi asal ada kemauan, karna dimana ada kemauan pasti ada jalan, serta dibarengi dengan adanya peran serta masyarakat dan pemerintah . Saya yakin bangsa ini akan menjadi maju dengan adanya prinsip hidup “KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA”.
***HIDUP INDAH TANPA NARKOBA***

PENANGANAN AWAL

Posted: Kamis, 30 September 2010 by Ria Asprila in Label:
2

Cara Penanganan Awal Pada Para Pengguna Narkoba
DETOKSIFIKASI OPIOID CEPAT DENGAN ANESTESIA
DOCA
D.O.C.A. adalah cara mutakhir detoksifikasi opioid yang efektif dan aman yang berkembang saat ini untuk penanggu-langan awal ketergantungan opioid. Cara ini akan mengeluarkan opioid dengan cepat dan sebanyak mungkin dari reseptornya di otak yang dipicu oleh obat lawannya (antagonis opioid) selama kurang lebih 4-6 jam. Karena pengaruh obat antagonis opioid lebih kuat daripada opioid itu sendiri di reseptornya maka secara kompetitif opioid dipaksa keluar dari tubuh. Dengan demikian dipastikan akan berdampak putus opioid yang jauh lebih hebat daripada yang biasanya dialami. Karena itu sangat manusiawi bila cara ini dilakukan dengan pembiusan sehingga pasien tidak merasakan gejala putus opioid yang dipicu oleh antagonisnya.
Sejauh apakah Peran Obat Antagonis Opioid
Karena berpengaruh lebih kuat di tingkat reseptor maka obat ini akan meng-hambat semua efek opioid termasuk kenikmatan atau euforia maupun analgesia. Dengan demikian pemakaian antagonis opioid secara teratur selama kurun waktu tertentu akan meniadakan gejala putus opioid sekaligus mengurangi serta meng-hilangkan ketagihan atau craving. Misalnya 50 milligram tablet naltrekson dapat menghambat efek 25 milligram heroin murni yang setara dengan 62.5 milligram morfin.
Berapa Lama Terapi dengan Obat Antagonis Opioid
Secara statistik lama pengobatan rumatan (maintenance therapy) dengan obat anta-gonis opioid bergantung pada lama pemakaian opioid. Misalnya seseorang telah me-makai heroin selama kurang lebih 3 tahun maka dianjurkan terapi rumatan naltrekson rutin tiap hari adalah 10 bulan. Namun rata-rata dibutuhkan waktu berkisar 1 tahun dalam rumatan naltrekson untuk menata sugesti atau manajemen craving bersama-sama dengan intervensi psiko-sosial-spiritual oleh ahlinya masing-masing. Sehingga pe-nanggulangan ketergantungan opioid meru-pakan satu kesatuan (holistik).
SIAPA SAJA YANG MEMERLUKAN D.O.C.A ?
D.O.C.A. hanya berguna untuk terapi ketergantungan opioid bukan untuk zat adiktif lainnya seperti shabu (metamfeta-min), ganja (kanabis), alkohol atau kokain. Namun demikian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB.IDI) menganjurkan D.O.C.A. dilakukan pada kasus-kasus keter-gantungan opioid sebagai berikut :
•    Mereka dengan tingkat keparahan putus opioid 2 dan 3 pada skala Himmelsbach yaitu antara lain adanya gejala merasa sakit seluruh tubuh, panas dingin, geme-taran, mual, dsb.
•    Mereka takut dengan cara detoksifikasi lain atau menghendakinya.
BAGAIMANA BILA ADA PENYAKIT PENYERTA ?
Memang D.O.C.A. mempunyai syarat medis tertentu yang membatasi agar tidak terjadi komplikasi berat yaitu termasuk tidak sedang hamil, tidak menderita hepatitis akut, tidak mengalami gangguan jiwa berat (psikosis) atau tidak sakit parah lainnya yang berisiko dengan anestesia seperti infeksi jantung, infeksi paru-paru atau gagal ginjal.
APA SAJA PERSIAPAN D.O.C.A. ?
Modal utama persiapan D.O.C.A. adalah motivasi atau keinginan mau sembuh dari ketergantungan opioid. Motivasi yang bersangkutan harus didukung oleh keluarga terutama dalam menekuni terapi rumatan naltrekson yang cukup lama.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisis, laboratorium, foto toraks dan puasa di rumah minimal 12 jam. Setelah syarat-syarat medis dipenuhi masih diperlukan pernyataan per-setujuan bersangkutan atau walinya sebagai syarat medikolegal untuk tindak medis yang diperlukan sesuai standar profesi atau pro-sedur yang berlaku (informed consent).
TEMPAT DAN WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK D.O.C.A.
D.O.C.A. dilakukan di Rumah Sakit yang memiliki Unit Perawatan Intensif (ICU) di bawah pengawasan dokter anestesiologi atau intensivis yang sudah berpengalaman. Dalam hal ini peran dokter spesialis anestesiologi tidak terbatas hanya melakukan pembiusan namun harus mengendalikan gejala putus opioid serta menangani gejala sisa D.O.C.A. yang mungkin terjadi dalam perawatan se-malam di ICU. Esok harinya pasien diperbo-lehkan pulang ke rumah sekaligus dimulai te-rapi rumatan dengan naltrekson
APA SAJA EFEK SAMPING ATAU GEJALA SISA D.O.C.A. ?
Gejala sisa D.O.C.A. dapat timbul dalam beberapa hari setelah prosedur. Secara pelan-pelan tapi pasti semua akan menjadi normal kembali sebagaimana yang diharap-kan asal tidak lupa menggunakan naltrekson tiap hari. Gejala sisa yang dialami dapat be-rupa nyeri otot, mual, letih, dsb yang dapat diobati dengan cara-cara konservatif
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI
•    Naltrekson tidak menimbulkan kecan-duan.
•    Naltrekson menurunkan kepekaan atau toleransi tubuh terhadap opioid. Karena itu bila suatu sebab rumatan naltrekson dihentikan dan kembali mencoba opioid lagi dengan dosis seperti yang terakhir dipakai maka dapat terjadi reaksi luaptakar (overdosis).
•    Pemakaian naltrekson jangka lama mungkin dapat mengganggu fungsi hati karena itu perlu pemeriksaan berkala sesuai dengan kondisi yang bersang-kutan.
•    Bila suatu saat diperlukan tindakan pem-bedahan dengan pembiusan sedangkan pasien dalam rumatan naltrekson maka perlu disampaikan kepada dokter spe-sialis anestesiologi yang bersangkutan.

2 komentar:

  1. Unknown says:

    Perasaan lebih sulit berhenti memakai naltroksone daripada berhenti putaw, apakah benar itu jalan keluarnya.

  1. Unknown says:

    Perasaan lebih sulit berhenti memakai naltroksone daripada berhenti putaw, apakah benar itu jalan keluarnya.